Adalahilmuwan Barat bernama Fielding H Garisson yang menyatakan bahwa studi geologi modern dimulai pada era kekhalifahan. Dalam bukunya berjudul History of Medicine, Garisson mengatakan, “Umat Islam di abad pertengahan tak hanya mengawali berkembangnya aljabar, kimia dan geologi. Namun, juga telah meningkatkan dan memuliakan peradaban.”.
Meskipun demikian, jaringan perdagangan terpadu sudah berkembang di provinsi ini terperingkatkan sejak awal permulaan sejarah Asia. Terhubung ke jaringan perniagaan itu adalah aset yang penting bagi sebuah kekaisaran dan koteng emir lakukan mendapatkan kekayaan dan barang, yang diperlukan untuk menjadi kekuatan raksasa dan berkarisma. Namun, semakin global jaringan perdagangan itu, semakin banyak yuridiksi luar berhasil ikut ke Nusantara; suatu kronologi yang akhirnya cenderung puas kondisi penjajahan. Keberadaan sendang tertulis yaitu nan memufakatkan masa ki kenangan dari masa prasejarah. Karena sekurang-kurangnya perigi-sumber tersurat yang berasal dari masa sebelum tahun 500 Kristen, sejarah Indonesia dimulai agak terlambat. Diduga sebagian besar tulisan dibuat lega incaran yang mudah rusak dan – ditambah dengan iklim tropis yang lembab dan standar teknik proteksi nan berkualitas invalid pada saat itu – ini bermakna bahwa para sejarawan harus mengelepai lega akta/prasasti di batu dan pengkajian pungkur-feses candi kuno cak bagi menelusuri sejarah paling lama Nusantara. Kedua pendekatan ini memberikan informasi adapun struktur politik jaman lama itu karena baik sastra ataupun pembangunan candi yaitu cermin budaya tinggi yang diperuntukkan bagi elit penguasa. Memori Indonesia memiliki salah satu ciri silam khas, yaitu, pada umumnya, ki kenangan ini berpusat di bagian barat Nusantara khususnya di pulau Sumatera dan Jawa. Soalnya, sebagian besar bagian timur Nusantara memiliki terbatas kegiatan ekonomi selama ki kenangan karena terletaknya jauh berpunca jalur-jalur penggalasan utama seperti Selat Malaka. Maka kerajaan-kerajaan dan suku-tungkai di bagian timur tidak dapat menjadi kemujaraban politik yang berwibawa; suatu situasi yang selayaknya berlanjut hingga perian ini! Kontrol Agama Hindu dan Budha di Indonesia Epigraf tertua nan ditemukan di Nusantara dikenal bagaikan Prasasti Kutai dan berasal dari Kalimantan Timur, yang tertanggal selingkung masa 375 Masehi ketika kerajaan Kutai Martadipura berkuasa. Prasasti ini pakai bahasa Sansekerta bahasa liturgis agama Hindu menggunakan tulisan Palawa, tulisan nan dikembangkan di India Selatan sekitar abad ketiga Masehi. N domestik batu bersurat ini tiga paduka tuan Kutai Martadipura disebutkan, dan tulisannya menayangkan sebuah ritual yang merupakan karakteristik Hindu kuno. Sekitar suatu abad kemudian, rayuan prasasti permulaan yang diketahui di Jawa diukir. Batu bersurat ini, yang juga kerumahtanggaan bahasa Sansekerta, menyatakan raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara yang berwajib pada abad keempat sampai ketujuh di Jawa Barat dan menghubungkan sang raja ini dengan dewa Hindu Wisnu. Secara keseluruhan, prasasti ini menunjukkan bukti pengaruh besar dari agama Hindu India terhadap kalangan elit penguasa kerajaan pribumi di Nusantara. Meskipun demikian, hubungan ekspor impor antara India dan Nusantara diketahui telah dibentukkan berabad-abad sebelum prasasti Kutai itu. Selat Malaka, jongkong laut yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik, telah menjadi saluran pengapalan penting untuk perkulakan lintas laut antara Cina, India, dan Timur Tengah sejak ingatan manusia. Sebagian besar garis tepi laut Sumatera terletak di sebelah jalur Selat Malaka itu, yang menyebabkan pedagang antara India dan China memangkal pantai Sumatera, alias di memintas sekarang Malaysia bakal menunggu angin musim yang tepat yang membawa mereka ke tujuannya. Tapi diasumsikan bahwa agama Hindu dan Buddha tidak disebarkan ke Nusantara maka itu para pedagang India. Kemungkinan ki akbar, para raja dan sri paduka di Nusantara tertarik dengan kehormatan Brahmana kelas imam agama Hindu nan merupakan peringkat tertinggi dari empat kasta sosial India. Para Brahmana ini, bersendikan dugaan para sejarawan, memperkenalkan agama mereka ke Nusantara. Ambillah, agama bau kencur ini memungkinkan yamtuan-raja pribumi untuk mengidentifikasikan diri mereka dengan batara Hindu alias Bodhisattva merupakan makhluk mistis yang tercerahkan dalam agama Budha, sehingga menggantikan ikram kakek moyang yang dianut sebelumnya makanya kerajaan pribumi. Oleh karena itu, lewat doktrin agama baru ini syah-sri paduka lokal mendapatkan kehormatan yang lebih besar mulai sejak warga lokal. Kerajaan di Nusantara yang mencontoh konsep dari India itu ditemukan di pulau Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan Bali. Karena posisi strategis garis pantai Sumatera dan Malaysia yang dekat dengan Selat Malaka, tidaklah menganehkan bahwa kita menemukan kerajaan mula-mula yang berpengaruh raksasa dalam sejarah Indonesia di daerah rantau Sumatra, dan membentang di wilayah geografis yang luas di sekitar selat Malaka itu. Kerajaan ini namanya Sriwijaya dan menguasai jongkong perdagangan yang menghubungkan Samudra Hindia, Laut Cina Selatan dan Gugusan pulau Rempah Maluku antara abad ke-13 dan abad ke-17. Sriwijaya pula dikenang sebagai Pusat di Asia Tenggara bagi penggalian agama Budha dengan pendalaman terdahulu sreg studi bahasa Sansekerta. Dari sumber-mata air Cina diketahui bahwa para biksu Budha Cina dulu di Sriwijaya kadang-kadang selama bertambah dari satu dekade demi studi mereka. Sekarang ceritanya pindah ke Java. Berak-sisa candi Hindu dan Buddha nan ditemukan di Jawa Tengah dan berasal berpokok antara abad ke-8 dan ke-10 menunjukkan pemerintahan dua dinasti. Dinasti ini adalah Dinasti Sailendra penganut Agama Budha Mahayana dan kemungkinan besar dinasti nan membangun Candi Borobudur yang terletaknya di dekat Yogyakarta sekitar perian 800 Kristen dan Dinasti Sanjaya pengikut agama Hindu yang membangun kompleks candi Prambanan sekeliling tahun 850 Serani enggak jauh dari candi Borobudur dan bagaikan reaksi terhadap pembangunan candi Borobudur. Keruntuhan perlahan-lahan Sriwijaya dan munculnya kekaisaran baru dan besar di Jawa itu berarti bahwa kekuasaan politik secara bertahap berpindah berpokok Sumatera ke Jawa. Namun pada abad ke-10 atma penghuni di Jawa Tengah tahu-tahu jadi tidak terekam karena tidak ada sumber. Diduga letupan giri berapi besar menggeser pengaruh politik dari Jawa Tengah ke Jawa Timur tempat berkembangnya sejumlah kerajaan baru. Tiga di antaranya nan patut mendapatkan perhatian khusus karena warisan masing-masing, adalah Kediri seputar 1042-1222 bikin warisan batu bersurat dan warisan sastranya, dan penggantinya Singasari antara 1222 dan 1292 karena membudayakan babak baru dalam memori Indonesia, yaitu sinkretisme penggabungan aliran agama Hindu dan Budha. Penggalan baru ini mencapai kejayaannya di kerajaan Majapahit di Jawa Timur berpokok tahun 1293 sampai sekitar 1500, yang kali ialah imperium terbesar intern album Nusantara. Majapahit n kepunyaan daerah geografis yang menyerupai tepian Indonesia sekarang walaupun masih diperdebatkan di antara guri jauhari adapun seberapa raksasa pengaruh Majapahit benar-benar dinikmati di luar pulau Jawa dan Bali. Majapahit dengan urut-urutan seni dan sastranya nan asing jamak masih merupakan konsep terdepan dan menjadi penyebab kebanggaan kebangsaan cak bagi masyarakat Indonesia kini karena dianggap laksana dasar negara modern Indonesia. Pergerakan kaum nasionalis di abad ke-20 menggunakan konsep ini kerjakan menjustifikasi kemerdekaan dan legalitas batas-perenggan wilayah Indonesia. Motto nasional Indonesia, merupakanBhinneka Tunggal Ika, yang berarti Persatuan dalam Variasi’, berasal berpunca sebuah puisi Jawa Kuno nan ditulis puas masa pemerintahan Majapahit. Kedatangan Islam di Indonesia Kendatipun merupakan kerajaan Hindu-Buddha, Islam berkarisma bagi landasan elit penguasa Majapahit. Prospek Islam mutakadim ada di Asia Tenggara maritim dari sediakala era Selam saat pedagang Orang islam datang ke Nusantara, membuat permukiman di wilayah pesisir, menikah dengan perempuan setempat dan dihormati karena kekayaan mereka yang diperoleh melalui perbelanjaan. Sejumlah penguasa lokal probabilitas ki gandrung dengan agama yunior ini dan dianggapnya menguntungkan untuk menganut sebuah keagamaan yang setimpal seperti mana sebagian ki akbar pendatang. Pendirian kekaisaran Islam merupakan anju logis berikutnya. Diduga rakyat dari raja-raja tempatan ini mengikutinya dengan turut Selam. Prasasti puas batu nisan menunjukkan bahwa lega mulanya abad ke-13 terdapat sebuah kerajaan Islam di bagian paksina Sumatera yang disebut Pasai alias Samudera. Kerajaan ini dianggap sebagai kekaisaran Islam pertama di Nusantara. Mulai sejak Sumatra Utara, yuridiksi Islam kemudian hambur ke arah timur melangkaui perbisnisan. Di pesisir tepi laut utara Jawa majemuk kota Islam muncul sepanjang abad ke-14. Walaupun demikian, tidaklah mungkin kalau bilang bangsawan Jawa pecah Majapahit di Jawa Timur memeluk agama Islam karena perniagaan. Mereka bisa jadi merasa statusnya jauh kian strata dibanding dengan kelas sosial pengelana. Prospek besar bangsawan Jawa ini dipengaruhi oleh para ulama Sufi dan orang-orang safi maupun wali yang mengaku memiliki kekuatan supranatural karomah. Plong akhir abad ke-14 dan tadinya abad ke-15 otoritas Majapahit di Nusantara mulai menurun karena konflik suksesi dan meningkatnya yuridiksi kerajaan Islam. Sebuah negara perdagangan baru, Malaka, ialah salah satu guna baru ini. Malaka itu angot di daerah pesisir – saat ini Malaysia – dan terwalak di bagian tersempit semenjak Selat Malaka itu. Negara ini menjadi pangkalan yang lampau sukses dengan fasilitas menguntungkan dalam jaringan perdagangan luas nan membentang dari Cina dan Maluku di ujung timur ke Afrika dan Mediterania di ujung barat. Awalnya Malaka adalah negara Hindu-Buddha, namun berubah dengan cepat menjadi sultanat Muslim boleh jadi karena alasan terkait ekspor impor. Hubungan historis antara perdagangan dan Islam juga terbantah privat perkembangan di pulau Ternate – saat ini propinsi Maluku di daerah timur Indonesia. Ternate mirip dengan Tidore menjadi area kaya karena produksi cengkeh. Terbit pulau Jawa – dan melalui perdagangan – Islam menyebar ke distrik ini, mengakibatkan berdirinya kesultanan di penghabisan abad ke-15. Kesultanan ini berhasil tanggulang sebagian besar Indonesia Timur hanya posisinya dirusak oleh Belanda sreg abad ke-17. Kehadiran Bangsa Eropa di Indonesia Narasi mengenai kekayaan Malaka telah sampai di Eropa dan menggoda bangsa Portugis, nan memiliki teknologi navigasi yang maju, lakukan berlayar ke bagian dunia ini agar boleh memiliki yuridiksi makin besar pada jaringan perkulakan rempah-rempah dunia dan yang menciptakan menjadikan keuntungan mereka lebih tingkatan. Sreg 1511 Malaka ditaklukkan oleh armada Portugis di asal pimpinan Afonso de Albuquerque. Meskipun demikian, penaklukan ini mempunyai konsekuensi yang luas bikin jalur perdagangan. Malaka, yang dulu merupakan bom subur, dengan cepat bertabur saat di bawah pengaturan Portugis Portugis yang tak relasi berhasil memonopoli perdagangan Asia. Selepas perebutan Malaka, para pedagang segera mulai menghindari Malaka dan menghindari membawa bisnis mereka ke beberapa pelabuhan lain. Johor Malaysia, Aceh Sumatra dan Banten Jawa adalah negara yang tiba mendominasi bazar rempah karena pergeseran jalur-jalur perdagangan setelah Malaka roboh ke privat tangan para Portugis. Belanda juga tertarik cak bagi membangun cengkeraman yang kuat pada jaringan perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara. Ekspedisi pertama mereka hingga ke Banten plong hari 1596 tapi disertai dengan kemuakan antara orang Belanda dan penduduk pribumi. Namun setelah menginjak pula di Belanda, ekspedisi ini masih patuh menunjukkan keuntungan besar yang ogok bahwa ekspedisi ke kawasan Asia Tenggara sebenarnya menghasilkan banyak persen sekali lagi. Cuma saking banyaknya ekspedisi yang diadakan maka dari itu bilang perusahaan Belanda ke Nusantara, menimbulkan dampak subversif pada keuntungan mereka. Persaingan memperebutkan rempah-rempah mendongkrak peningkatan harganya di Nusantara sementara eskalasi suplai rempah-rempah di Eropa menyebabkan penurunan harga di Eropa. Situasi ini membuat pemerintah Belanda memutuskan untuk menggabungkan perusahaan pesaingnya menjadi suatu badan usaha yang disebut Kawan Membahu Hindia Timur Vereenigde Oost Indische Compagnie, disingkat VOC. VOC ini mengakuri kekuasaan berdaulat nan lautan kerjakan memonopoli perdagangan rempah-rempah Asia serta mengecualikan pesaing Eropa lainnya. VOC memutuskan untuk memiliki kantor pusatnya lain di Maluku pusatnya penghasil rempah-rempah tetapi lebih strategis dempet Selat Malaka dan Selat Sunda. Pilihannya turun pada daerah yang kini dikenal sebagai Jakarta. Sreg periode 1619 Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen mendirikan Batavia di atas puing kota Jayakarta nan dihancurkan karena sikapnya nan memusuhi Belanda. Batavia menawarkan prospek jual beli yang bagus, sehingga menyebabkan timbulnya imigrasi banyak cucu adam terutama orang Cina ke ii kabupaten nan berkembang dengan pesat ini. Menuju Pemerintahan Kolonial di Indonesia Tentatif itu, negara-negara Islam terus berkembang di Nusantara. Di Aceh Sumatra Yang dipertuan Iskandar Muda mendirikan kontrol besar di tadinya abad ke-17, menyelesaikan cadangan sahang dan timah. Namun, ia bukan kekeluargaan berbuntut membangun hegemoni di sekitar Selat Malaka karena Johor dan para Portugis adalah pesaing yang lestari. Setelah rezim Iskandar Muda, Aceh mengalami periode panjang perpecahan dalam yang menghentikannya menjadi khasiat penting di luar ujung utara Sumatera. Di Jawa Paruh dua kekuasaan Islam baru yang langgeng muncul di paruh kedua abad ke-16. Kekuasaan ini adalah Pajang dan Mataram yang – sesudah menerobos perdurhakaan panjang – berhasil menghentikan dominasi kebijakan distrik pantai di paksina Jawa. Mataram menjadi dinasti yang paling kuat dan paling lama dari dinasti Jawa modern, dengan musim pemerintahan Sri paduka Agung sebagai kesuksesan strategi. Raja Agung berkuasa pada hari 1613-1646 dan berhasil menaklukkan intim seluruh daratan Jawa, kecuali kerajaan Banten di Jawa Barat dan kota Batavia yang dikuasai VOC. Penguasaan Belanda terhadap Batavia yaitu ibarat onak/duri di mata Sri paduka Agung nan mau menguasai seluruh daratan pulau. Dalam dua kesempatan ia mengirim pasukannya untuk menaklukkan kota Belanda ini tapi gagal dua kali. VOC dengan cepat menyebarkan kekuasaannya di Nusantara dan mendapatkan kendali atas produksi cengkeh dan pala di Kepulauan Banda Maluku dengan menggunakan langkah-langkah ekstrim sebagaimana pembantaian massal. VOC terus memperluas jaringan pos perdagangannya di seluruh Nusantara. Ii kabupaten dan pelabuhan yang memainkan peran sosi intern jaringan bazar Belanda ini adalah Surabaya Jawa Timur, Malaka Malaysia Barat dan Banten Jawa Barat. Walaupun statuta VOC pada awalnya tidak memperbolehkannya mengganggu politik internal negara-negara pribumi, saja VOC mengakar cukup kuat intern politik Mataram di Jawa Tengah. Sesudah mortalitas Sultan Agung, Mataram dengan cepat anjlok dan sengketa suksesi muncul selingkung akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18. VOC memainkan sendi memecah-belah dan menaklukkan yang pada kesudahannya mengakibatkan pencatuan kerajaan Mataram menjadi empat bagian dengan penguasanya menjadi takluk kepada VOC. Meskipun posisi VOC masih lemah di asing Pulau Jawa, urut-urutan politik di Jawa ini dapat dianggap perumpamaan tahap awal penjajahan Belanda di Nusantara. Klik di sini bikin mengaji gambaran Periode Penjajahan Indonesia Sumber • Ricklefs A History of Berbudaya Indonesia since • Jean Gelman Taylor Indonesia Peoples and Histories
Sebagaimanapendapat Yunus yang menjelaskan bahwa sejarah Pendidikan Islam di Indonesia sama tuanya dengan masuknya agama tersebut ke Indonesia. [11] Dalam perjalanan yang panjang itupun sejarah Pendidikan Islam selalu mengalami pasang surut dalam babakan yang berbeda-beda dengan mengikuti situasi dan kondisi perjalanan tersebut.
Pena bulu, sumber utama para pembaca yang budiman pernah mendengar istilah historiografi. Secara literal istilah ini bermakna penulisan sejarah, dan historiografi sendiri merupakan bagian integral dari metode sejarah, yang merupakan tahap akhir dari riset sejarah yakni penulisan/publikasi karya sejarah. Menurut Louis Gottschalk dalam bukunya Metode Sejarah menyebutkan ada beberapa tahapan dalam penulisan sejarah yakni heuristik pengumpulan data, verifikasi pengecekan kebenaran sumber, interpretasi penafsiran, dan historiografi penulisan/publikasi. Kemudian ada definisi lain dari istilah historiografi, mengutip Helius Sjamsudin dalam bukunya Metodologi Sejarah, “ Historiografi adalah sejarah penulisan sejarah”.Setelah kita mendudukkan definisi dan konsep historiografi seperti diatas, kemudian kita akan mencoba membahas mengenai perkembangan penulisan sejarah Indonesia/ historiografi Indonesia. Berikut merupakan fase-fase perkembangan historiografi Indonesia yang Kita bagi berdasarkan periode Tradisional, Historiografi Hindu-Budha dan Historiografi IslamFoto patung Budha Gautama, sumber utama tradisional adalah penulisan sejarah yang masih bersifat tradisional dan amat kental dengan unsur-unsur magis dan mistik. Dapat Kita lihat dari perbagai tulisan sejarah zaman kerajaan nusantara baik dari periode Hindu-Budha maupun Islam, keduanya amat kental unsur magisnya. Kemudian perspektif yang digunakan di dalam penulisan berpusat kepada kehidupan bangsawan dan raja-raja. Historiografi Tradisional ini digunakan untuk memperkuat legitimasi kekuasaan penguasa saat itu. contoh -contoh dari historiografi tradisional Pararaton, Negarakertagama, Tambo Alam Minangkabau, Hikayat Raja-Raja Pasai, dsb. Yang menjadi pembahasan utama dalam penulisan sejarah tipe ini adalah kehidupan bangsawan dan kehidupan istana terutama kisah tentang raja-raja dan Kolonial, Historiografi KolonialLukisan Alexander Willem F. Idenberg. Gubernur Jendral Hindia-Belanda menjabat dari 18 Desember 1909 sampai tanggal 21 Maret 1916. Sumber utama kedatangan Bangsa Barat mempengaruhi historiografi Indonesia. Kolonialis menganggap bahwa sejarah baru dimulai ketika mereka datang ke nusantara. Di Dalam Historiografi kolonial yang menjadi pemeran utama dalam penulisan sejarah adalah para orang-orang eropa/neerlando centris, tanpa memperhatikan peranan masyarakat pribumi. Namun ada yang menarik ketika pendudukan Inggris yang hanya sebentar di Indonesia, Raffles selaku gubernur jenderal kala itu menulis buku yang berjudul History of Java. Buku membahas tentang sejarah masyarakat Jawa, namun masih tetap menggunakan perspektif pelaksanaan Politik Etis dan kemunculan para kalangan intelektual pribumi ada sedikit perubahan corak dalam historiografi kolonial. Kita dapat melihat disertasi Husein Djajadiningrat tentang Banten dengan penggunaan studi filologi. Husein sendiri merupakan salah satu orang pribumi pertama yang mendapat gelar intelektual yang tinggi pada zaman Kemerdekaan, Historiografi Indonesiasentris dan Seminar Sejarah Nasional Pertama 1957Peta Indonesia di globe, sumber utama kemerdekaan politik yang dicapai Indonesia pada tahun 1945, kemudian pengakuan kedaulatan diakhir tahun 1949, memberikan nafas bagi sejarawan Indonesia untuk menulis sejarah , yang di mana Bangsa Indonesia menjadi pemeran utamanya. Kala itu terjadi pemutarbalikan keadaan, yang mana para orang-orang pribumi yang dianggap pemberontak diubah menjadi pahlawan. Dapat Kita lihat dengan penggambaran Pangeran Diponegoro dan Tuanku Imam Bonjol, yang menjadi pahlawan bagi orang-orang pada tahun 1957 dilakukan seminar sejarah nasional pertama di Yogyakarta, Bambang Purwanto dalam bukunya Menggugat Historiografi Indonesia Sentris menyebutkan “ Tahun 1957 menjadi landasan dasar filosofis historiografi Indonesiasentris". Tahun ini juga menjadi dasar penulisan sejarah kritis di Indonesia. Di Dalam historiografi Indonesiasentris mencerminkan Bangsa Indonesia sebagai pelaku utama dalam panggung sejarah. Salah satu contoh karya historiografi indonesiasentris adalah buku 6000 Tahun Sang Merah Putih, buku berusaha menjelaskan bahwa penghormatan terhadap warna merah-putih telah berlangsung lama, bahkan semenjak 6000 tahun yang lalu ketika terjadi migrasi bangsa Orde Baru, Historiografi Zaman Orde BaruLukisan Presiden Soeharto, sumber utama peralihan kepemimpinan dari orde lama menuju orde baru, juga mempengaruhi corak penulisan sejarah pada kala itu. Pada zaman orde baru akan kita kenal buku SNI / Sejarah Nasional Indonesia , buku banyak orang menganggap sebagai alat legitimasi kekuasaan orde baru. Kemudian dalam penyusunanya banyak di antara para-para penyusunnya mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas, hal inilah yang menimbulkan berbagai praduga dan prasangka. Kemudian dalam historiografi zaman orde baru lebih mengedepankan peranan militer dalam Era ReformasiLukisan peta dan kertas, sumber utama historiografi sejalan dengan perkembangan keilmuan sejarah itu sendiri. Sebagaimana Kita jelaskan diatas bahwa historiografi Indonesia berkembang dari masa ke masa secara simultan. Setelah kemerdekaan terjadi dekolonisasi dalam penulisan sejarah, kemudian di tahun 1957 dilakukan kongres sejarah pertama, dan ditahun 60-an penggunaan ilmu sosial dalam studi sejarah mulai penulisan sejarah tidak bisa dilepaskan juga dari perkembangan pemikiran postmodernisme yang melakukan kritik terhadap berbagai keilmuan. Dalam pemikiran postmodern tiada kebenaran absolut, yang ada adalah kebenaran relativ. Modernisme dianggap gagal dalam memanusiakan manusia, karena modernisme hanya membawa manusia kepada kehancuran. Namun postmodernisme dianggap pula ahistoris karena tiada batasan tegas antara modernisme dengan dengan historiografi Indonesia, diawal tahun 2000-an telah ada penulisan buku-buku sejarah seperti Api Sejarah Indonesia, dan Indonesia Dalam Arus Sejarah. Penulisan kedua buku ini merupakan hasil dari proses dialektis dalam penulisan sejarah Indonesia. Kemudian pada saat ini tema-tema penulisan sejarah sudah beraneka ragam dan bersifat kontemporer, serta tidak hanya berkutat kepada masalah politik dan orang-orang besar penjelasan diatas Kita telah berusaha menyimpulkan perkembangan historiografi Indonesia dari masa ke masa. Kita mulai mencoba membahas dari historiografi tradisional, kolonial, Indonesia, hingga corak historiografi Indonesia pada saat ini. Kita juga telah mencoba memberikan pengaruh perkembangan keilmuan dalam penulisan menyadari masih amat banyak kekurangan dalam tulisan ini, Saya terbuka terhadap kritik dan saran dari para pembaca, terimakasih……
Sejarahpenjajahan di indonesia masa penjajahan indonesia tidak berlangsung dimulai ketika orang-orang belanda pertama kali menginjakkan kaki di nusantara pada akhir abad ke-16. sebaliknya, proses penjajahan oleh belanda merupakan proses ekspansi politik yang lambat, bertahap, dan berlangsung selama beberapa abad sebelum mencapai batas-batas
- Menelusuri sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi nasional, tidak lepas dari pengaruh bahasa Melayu sebagai representasi dari bahasa persatuan Indonesia. Hal tersebut dikarenakan bahasa Melayu sendiri dinilai tepat digunakan sebagai alat komunikasi perdagangan atau “lingua franca” bagi masyarakat Nusantara pada konteks waktu Bahasa Indonesia Sebelum Indonesia Merdeka Masyarakat Nusantara sendiri telah terlebih dahulu menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perhubungan di kepulauan Nusantara. Setidaknya dari bukti sejarah yang ada penggunaan bahasa Melayu kuno ini sudah dipakai kurang lebih pada abad ke-7 Masehi. Kerajaan Sriwijaya menggunakan bahasa Melayu Kuno untuk kebutuhan perdagangan, kebudayaan, hingga ditetapkan sebagai bahasa resmi kerajaan. Hingga masa kolonialisme Belanda, bahasa Melayu masih tetap digunakan oleh masyarakat Hindia belanda. Beberapa bangsa-bangsa asing yang datang ke Hindia Belanda pun menggandalkan bahasa Melayu untuk berkomunikasi dengan masyarakat asli Nusantara. Pada Masa Pergerakan Nasional, penggunaan bahasa Melayu mulai menjadi perhatian serius bagi para tokoh pergerakan bangsa. Bahasa Melayu disepakati sebagai alat perjuangan kaum nasionalis untuk mencapai negara Indonesia yang merdeka dan tahun 1901, terdapat upaya menyusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen yang kemudian dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan Van Ophuijsen ini kemudian dimuat kedalam Kitab Logat Melayu. Tahun 1908, pemerintah kolonial memutuskan untuk mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan dengan nama Commissie Voor de Volkslectuur Taman Bacaan Rakyat. Badan ini pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Tahun 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Peristiwa tersebut merupakan pidato pertama penggunaan bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad, atau Dewan Rakyat. Sumpah Pemuda dan Cikal Bakal Bahasa IndonesiaBahasa Melayu sebagai alat perjuangan untuk menentukan sebagai identitas bangsa ini menemukan wujudnya saat Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Saat itu para pemuda bersepakat untuk "menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting dalam sejarah bahasa Indonesia. Alasan yang dinilai cukup kuat menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan masyarakat Indonesia adalah, pertama bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca, yakni bahasa perhubungan antar etnis di Indonesia. Kedua, bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara lain sehingga dinilai dekat dengan penutur bahasa daerah lainnya. Ketiga, Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sederhana sehingga relatif mudah dipelajari. Pada perkembangannya, 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Hingga tahun 1936 Sutan takdir Alisyahbana menyusun Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia 1 di Solo. Berdasarkan hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. Perkembangan Bahasa Indonesia Setelah Kemerdekaan Setelah Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara mulai mengalami perkembangan. Pada 18 Agustus 1945 satu hari setelah peristiwa proklamasi kemerdekaan, ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 36 yang berbunyi “Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia”. Dengan demikian, Bahasa Indonesia telah secara resmi digunakan oleh masyarakat Indonesia. Kemudian setelah penetapan UUD 1945, telah diresmikannya penggunaan Ejaan Republik Ejaan Soewandi sebagai pengganti dari ejaan Van Ophujsen yang telah berlaku sebelumnya. Peresmian tersebut terjadi pada 19 Maret 1947. Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda1954, tepatnya pada 28 Oktober hingga 2 November telah digelar Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini sebagai upaya menyempurnakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan. Pada era Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, pada 16 Agustus 1972 diresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan EYD. Peresmian tersebut berlangsung melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR, kemudian dikuatkan dengan Keputusan Presiden tahun 1972. Selain itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Resmi yang kemudian diberlakukan di seluruh wilayah Indonesia. Pada perkembangannya, digelar lagi Kongres Bahasa Indonesia III 1978 di Jakarta yang berlangsung pada 28 Oktober hingga 2 November. Kongres kali ini diadakan dalam rangka memperingati ulang peristiwa Sumpah Pemuda ke-50 sekaligus sebagai upaya memperkuat kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. Menyusul berikutnya, digelar Kongres Bahasa Indonesia IV 1983 di Jakarta pada 21-26 November. Selain memperingati kembali hari Sumpah Pemuda ke-55 juga menetapkan keputusan mengenai pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia sebagaimana amanat dalam Garis-Garis Besar Haluan negara GBHN. Dalam amanat tersebut mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Lima tahun kemudian, 1988, diselenggarakan lagi Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta dari 28 Oktober hingga 3 November. Kongres tersebut berhasil mempersembahkan Kamus Besar Bahasa Indonesia serta Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Berikutnya, Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta selama 28 Oktober hingga 2 November 1993. Hasil keputusan dari Kongres tersebut mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia. Kemudian pada tahun 1998, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia yang berlangsung dari tanggal 26 hingga 30 Oktober di Jakarta. Hasil dari pembahasan dalam Kongres tersebut yakni mengusulkan agar segera membentuk Badan Pertimbangan Bahasa. - Pendidikan Penulis Mohamad Ichsanudin AdnanEditor Iswara N Raditya
SejarahIndonesia (1965–1966) adalah masa Transisi ke Orde Baru, masa di mana pergolakan politik terjadi di Indonesia di pertengahan 1960-an, digulingkannya presiden pertama Indonesia, Soekarno setelah 21 tahun menjabat. Periode ini adalah salah satu periode paling penuh gejolak dalam sejarah modern Indonesia.
Jakarta - Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang digunakan oleh warga negara Indonesia. Awal mula sejarah bahasa Indonesia lahir pada 28 Oktober situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam suatu rapat dan berikrar1. Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia,2. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia,3. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Nah, Bahasa Indonesia lalu dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945. Karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36 disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa dari mana Bahasa Indonesia berasal? Berdasarkan keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa berdasarkan sejarah, bahasa Indonesia mempunyai akar dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sudah dipergunakan sebagai bahasa penghubung bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan hampir di seluruh Asia Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M Palembang, Talang Tuwo berangka tahun 684 M Palembang, Kota Kapur berangka tahun 686 M Bangka Barat, dan Karang Brahi berangka tahun 688 M Jambi.Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya. Di Jawa Tengah Gandasuli juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Melayu juga dipakai sebagai bahasa penghubung antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan baik pedagang antar suku di Nusantara maupun para pedagang yang datang dari luar Nusantara. Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra pada abad ke-16 dan abad ke-17 seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan bahasa Melayu di wilayah Nusantara memengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia sesuai isi Sumpah Pemuda, 28 Oktober kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Bahasa Indonesia pun dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah. Meskipun bahasa dari daerah masing-masing masih dipakai, namun untuk mempersatukan bangsa, masyarakat Indonesia antar suku menggunakan bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari. Simak Video "Seru-seruan Berenang di Kolam Penginapan Sumbawa" [GambasVideo 20detik] ddn/ddn
Sebagaibatasan, tulisan ini hanya akan merangkum perjalanan sejarah sastra di masa- masa “suram”, yakni dalam rentang waktu pra-Balai Pustaka pada tahun 1800-an hingga akhir kekuasaan Belanda di Indonesia yang ditandai kedatangan Jepang di Indonesia. Baiklah mari kita mulai dari masa-masa kemunculan Balai Pustaka pada tahun 1918 dan
UUsisdiknas No.20 Bab 1 Pasal 1 tahun 2003, menyatakan jikalau pendidikan merupakan sebuah tindakan yang secara sadar juga tertata demi menciptakan situasi serta tahapan pembelajaran supaya peserta didik dapat aktif dalam meningkatkan potensi individu demi mendapatkan kemampuan serta kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
PresidenRamos-Horta Beri Kuliah Umum tentang Kerja Sama RI-Timor Leste di Universitas Indonesia. PRESIDEN Timor Leste Jose Ramos-Horta mengunjung Universitas Indonesia (UI) Ia juga turut memberikan kuliah umum di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, Selasa (19/7). Horta memberikan kuliah umum kepada sivitas akademika berjudul “A
RMb0G2z. a2yt6fgcxt.pages.dev/108a2yt6fgcxt.pages.dev/54a2yt6fgcxt.pages.dev/374a2yt6fgcxt.pages.dev/262a2yt6fgcxt.pages.dev/168a2yt6fgcxt.pages.dev/70a2yt6fgcxt.pages.dev/264a2yt6fgcxt.pages.dev/38a2yt6fgcxt.pages.dev/226
pendapat umum menyatakan bahwa sejarah di indonesia dimulai setelah ada